Monday, August 28, 2006

The Memorable Moments in 2005

Januari 2005 : In the Shadow of Catastrophic Day

Tahun baru kali ini kurasakan jauh dari ceria. Bencana Tsunami yang maha dahsyat yang terjadi tanggal 26 Desember 2004 lalu tak mampu diluluhkan dengan kilauan kembang api malam itu di Dago. Aku nikmati pergantian tahun dengan kekasihku di lapangan Gasibu Bandung.


Januari 2005 : In the Shadow of Catastrophic Day

Tahun baru kali ini kurasakan jauh dari ceria. Bencana Tsunami yang maha dahsyat yang terjadi tanggal 26 Desember 2004 lalu tak mampu diluluhkan dengan kilauan kembang api malam itu di Dago. Aku nikmati pergantian tahun dengan kekasihku di lapangan Gasibu Bandung.

Februari 2005: First Step in Jakarta

Aku mulai bekerja di salah satu sekolah tinggi di daerah Cibubur. Walau pada saat itu aku masih berstatus sebagai mahasiswa Sastra Inggris UPI di Bandung, namun keinginanku untuk segera hidup mandiri membuatku tidak mampu untuk menghindari pilihan ini. Resikonya pasti besar… buktinya jadwal sidang ujian skripsi aku jadi tertunda sehingga impianku untuk wisuda di bulan April 2005 mesti aku kubur dalam-dalam.

Maret 2005 : Between Dream and Reality

Belum genap sebulan aku bekerja, peristiwa dilematis sempat membuatku bingung harus berdiri di sisi mana. Pertikaian internal di badan yayasan yang memayungi institusi tempat aku bekerja mendorong salah-satu pendirinya yang masih keluargaku untuk mendirikan perusahaan yang baru. Mungkin karena faktor emosi yang medorongnya untuk berbuat tanpa pertimbangan yang matang hingga akhirnya semua cerita panjang ini harus terjadi. Dengan angan-angan setinggi langit untuk mewujudkan sebuah mega proyek bernilai 12 digit, ia kumpulkan segala potensi yang ia miliki (harta, tenaga, dan fikiran) tanpa menyadari kalau ini adalah suatu kesalahan yang akan menjadi fatal bagi dirinya dan orang-orang disekitarnya.

April 2005 : The Engagement Day

Statusku yang kini sudah menjadi karyawan (walau masih mahasiswa) membuatku untuk melangkah lebih jauh lagi. Aku putuskan untuk segera melamar pacarku yang sudah aku pacari semenjak akhir tahun 2002. Ya… bagiku ini adalah sebuah langkah berarti yang mungkin tidak akan pernah aku lupakan.

Mei 2005 : A Love Letter

Kesalahan besar dalam hidupku telah menimpaku, aku yang telah kadung “over expect” tehadap “mega proyek” ini telah berakibat aku mendapatkan “surat cinta”dari pimpinan tempat aku bekerja. Jelas aja karena selama sebulan ini aku seolah lari dari tempat kerjaku. Mungkin pada saat itu aku masih adaptasi dan merasa sangat jenuh dengan kondisi kerja yang sama-sekali nggak jelas dan terhipnotis dengan mimpi manis yang setiap hari melenakanku, aku memilih untuk “bekerja” di kantor perusahaan mega proyek “nggak jelas” yang baru didirikan itu.

Juni 2005 : Back to Basic

Bulan ini aku putuskan untuk fokus kepada tujuan utama aku yaitu menyelesaikan skripsiku yang berjudul “The Effectiveness of Wordfast Translation Memory in Increasing the Students Translation Quality”; setelah kenyang aku bekerja di STI*** yang nggak kunjung jelas dan bermain-main dengan proyek angan-angan seperti KKA, KMA, PSYCHO******, dll. Aku memilih pergi sejenak ke Bandung untuk menenangkan diri sehingga aku bisa lebih fokus sekaligus bisa lebih dekat dengan pacarku ;-).

Juli 2005 : Strugling with all Effort

Masa-masa mendebarkan dalam penyelesaian skripsiku. Waktu terasa berjalan sangat cepat, sementara aku merasa kalau performaku dalam menyelesaikan tugasku sangat jauh dari sempurna. Aku sangat berterimakasih especially pada pacarku Lia (AP’2000) atas segala kasih sayang dan hitungan statistiknya yang benar-benar telah menyelamatkan hidupku, teman-teman dekatku di Bandung yang selalu memberiku support: Andri (MAT’99); yang sama-sama berjuang untuk mewujudkan hal yang sama, Andika (TN’99) yang sudah lebih dulu menyelesaikan tugasnya, Eka (ENG’99) yang masih berjuang keras dan petuah-petuahnya, dan Yana (FIS’99) yang kosannya sering aku tumpangi tidur.

Agustus 2005 : The Perfect Gift

Tiga hari setelah hari ulang tahunku yang ke-24, aku mendapatkan kado yang sangat spesial yang selama ini aku tunggu-tunggu. Aku lulus ujian sidang skripsiku. Betapa senangnya hatiku, apalagi bila aku ingat pengorbanan yang mesti aku lakukan; bolos kerja selama 2 bulan sampai menjual HP 8250 tercintaku. Bahkan HP C-55 yang aku berikan pada Ibuku juga ikut dijual demi penyelesaian skripsiku Oh…Tapi kukira itu sebanding dengan yang aku dapatkan. Aku kini telah resmi bergelar SS (Sarjana Sastra) walau aku masih harus menunggu sampai bulan Oktober 2005 sampai aku wisuda.

September 2005 : New Idealism

Aku kembali bekerja dengan keyakinan baru dan idealisme yang menggebu-gebu bahwa pencapaian yang lebih baik akan segera kuraih. Mudah-mudahan ini semua bukan sekedar khayalan kosong belaka.

Oktober 2005 : The Graduation Day

Aku akhirnya diwisuda. Inilah masa-masa yang paling dinantikan selama aku menjadi mahasiswa. Lega rasanya, apalagi di saat yang sama pacarku dan dua sahabat karibku; Andika dan Andri sama-sama diwisuda. Bagiku saat ini sangat berkesan, kedua orang tuaku dan seorang adikku sampai datang untuk menyaksikan wisudaku. Ups… Lepas wisuda aku sudah harus mulai berfikir keras untuk menghadapi langkah selanjutnya. Aku berencana untuk segera menikah di bulan Januari 2006. So, banyak sekali yang harus aku lakukan untuk mewujudkannya.

November 2005 : Walking with Brand New Spirit

Aku bekerja dengan semangat baru; maklum calon pengantin. Kurang dari dua bulan lagi aku akan menikah sementara aku belum punya pegangan sama sekali. Tapi aku yakin kalau segala sesuatunya telah ada yang mengatur. Dan itu benar, rezeki seolah mengalir dengan sendirinya, dari arah yang tidak diduga-duga. 30 November, genap sudah 3 tahun hubungan aku dengan pacarku.

Desember 2005 : Building a Will

Aku benar-benar lari sprint…! Tidak ada waktu lagi untuk berleha-leha. Semuanya harus segera diwujudkan. Ya… walau disisi lain aku pun punya hasrat untuk terlebih dulu membahagiakan kedua orangtuaku, namun aku merasa pernikahanku harus lebih dulu diwujudkan, karena aku sedah merasa mampu; bukankah hukumnya wajib? Aku sama sekali tidak menafikan bahwa kedua adikku masih perlu dukungan untuk menyelesaikan kuliahnya. Tapi aku yakin Allah akan memberikan jalan terbaik bagiku untuk menyelesaikan segalanya.

No comments: