Tuesday, May 22, 2007

PERANG TARIF PRODUK CDMA PRABAYAR

Persaingan dalam bisnis telekomunikasi saat ini semakin ketat saja. Hal ini ditandai dengan munculnya operator-operator baru yang semakin agresif dalam memasarkan produk-produk telekomunikasinya. Kekaisaran GSM yang terdiri dari 3 Operator besar (Telkomsel, Indosat, XL) yang sempat merajai pasar komunikasi tanah air kini perlahan tapi pasti mulai terusik oleh pergerakan gerilya dari 4 operator CDMA yang semakin hari semakin ganas dalam menyabot ceruk-ceruk kekuasaannya.

Terkecuali Mobile 8 Fren yang memegang lisensi selular; yang menjadi penyebab utama tingginya daya saing para operator CDMA terhadap operator GSM yaitu jenis lisensi yang mereka pegang yaitu Fixed Wireless Terminal yang bersifat Limited Mobility yang secara teori nomor operator tersebut hanya bisa beroperasi di dalam satu kode area saja; tapi dalam kenyataannya para operator CDMA tersebut telah menemukan jurus yang sangat ampuh, dimana dalam keadaan tertentu para penggunanya dapat dengan mudah mendapatkan nomor baru ketika dia berada di daerah yang berada diluar kode area nomornya. Misalnya Telkom Flexi dengan fitur Flexi Combo dan Esia dengan fitur Esia GoGo-nya.

Tulisan ini tidak akan membahas ketar-ketirnya Para operator GSM dalam menghadapi ganasnya ekspansi pasar operator CDMA yang semakin hari semakin menjadi-jadi, melainkan hanya akan mengupas betapa persaingan antar operator CDMA sendiri pun tidak kalah serunya untuk kita saksikan, hal ini dikarenakan oleh perbedaan latar belakang dan sejarah kelahirannya di bumi indonesia ini. Tulisan ini pun hanya dibatasai pada tarif CDMA prabayar saja, dengan asumsi bahwa pengguna prabayar masih mendominasi pasar telekomunikasi sampai saat ini. Mudah-mudahan tulisan ini dapat berguna bagi para pengguna jasa komunikasi atau calon pengguna jasa telekomunikasi untuk lebih arif dalam menentukan pilihannya.

Ada enam arena perang tarif yang akan dibahas disini, yaitu arena sesama operator, PSTN (telepon kabel Telkom), selular, SMS, SLI dan Internet. Dua operator CDMA yang salah satunya telah berani menerjunkan dua produknya sekaligus (Bakrie Telecom) dan dua produk CDMA yang masing-masing berasal dari dua operator telekomunikasi yang lebih dulu hadir di Indonesia akan ikut serta dalam perang tarif ini (Telkom dan Indosat), sehingga jumlah produk CDMA yang akan turun dalam perang tarif kali ini adalah sebanyak 5 produk. Adapun kelima produk CDMA tersebut adalah:

  1. Esia dari Bakrie Telecom
  2. Wifone dari Bakrie Telecom
  3. Fren dari Mobile 8
  4. Flexi dari Telkom
  5. Starone dari Indosat

Profil produk – produk CDMA

Sebelum kita menyaksikan bagaimana serunya perang tarif antar produk CDMA, ada baiknya kita tinjau dulu profil dari masing-masing produk yang bertempur:

  1. Esia

Esia merupakan produk CDMA pertama yang dilahirkan oleh Bakrie telecom. Senjata utamanya terletak pada tarifnya yang luar biasa murah untuk sesama jaringannya yaitu hanya Rp.50/menit atau Rp.1000/jam.

  1. Wifone

Wifone merupakan produk CDMA kedua yang baru dilahirkan oleh Bakrie telecom. Senjata utamanya terletak pada tarif yang super murah untuk menelpon ke PSTN lokal yang hanya seharga Rp. 165/menit. Ini merupakan tarif paling murah, bahkan lebih murah dari tarif lokal antar PSTN sekalipun. Hal ini wajar, mengingat dari segi jenis terminalnya pun Wifone memang hanya dirancang untuk menggantikan telepon rumah konvensional.

  1. Fren

Fren lahir dari operator Mobile 8 yang merupakan milik salah satu keturunan dinasti Cendana. Produk yang satu ini mempunyai strategi harga yang cukup unik. Mereka berani menawarkan tarif hanya Rp. 5 per 30 detik (Rp. 10/menit) untuk menit ke-3 dan selanjutnya; dengan catatan untuk 2 menit pertama tarifnya masing-masing Rp.300, dengan kata lain pemakai harus membayar RP.600 terlebih dulu sebelum menikmati tarif murah tersebut. Strategi ini bisa jadi akan sangat menipu bagi calon konsumen yang belum mengerti syarat dan kondisinya.

  1. Flexi

Flexi lahir dari operator Telkom yang merupakan perusahaan telekomunikasi pertama di bumi Indonesia. Setelah sempat melenggang sendirian dengan produk telepon rumahnya, di era 90-an ia membentuk anak perusahaan yang bernama Telkomsel yang kini masih menjadi operator GSM terbesar di bumi Indonesia. Entah untuk meminimalisir ancaman bagi anak perusahaannya tersebut atau memang ingin mengambil ceruk kekuasaan baru di wilayah CDMA, 10 tahun kemudian Telkom melahirkan Flexi yang berbasis CDMA. Senjata utama dari Flexi adalah tarif sesama jaringannya yang hanya Rp.49/menit.

  1. Starone

Starone merupakan produk dari Indosat yang lebih terkenal sebagai operator GSM terbesar kedua setelah Telkomsel. Kalau melihat latar belakang Indosat yang merupakan operator GSM dan telah mempunyai beberapa produk GSM, Starone kelihatannya tidak lebih dari sekedar produk sampingan yang hanya ditujukan untuk membuktikan eksistensi Indosat dalam kancah teknologi CDMA. Hal ini bisa terlihat dari ekspansi pasarnya yang cenderung setengah-setengah. Mungkin dengan alasan takut mengganggu pasar produk-produk GSM-nya. Padahal kalau dilihat dari tarif yang ditawarkan, Starone hampir memiliki segalanya, mulai dari tarif sesama jaringan yang hanya RP.19/menit sampai akses internetnya yang murah hanya RP.3/kb.

  1. Arena Perang Tarif Sesama Jaringan

NO

OPERATOR

SESAMA JARINGAN

LOKAL

INTERLOKAL

1

BAKRIE ESIA

50

50

2

BAKRIE WIFONE

100

100

3

MOBILE 8 FREN*

10

10

4

TELKOM FLEXI

49

900

5

INDOSAT STARONE

19

16,65 atau 33,32

Dalam arena sesama jaringan terlihat jelas bahwa sebetulnya Starone mempunyai senjata pemusnah yang paling berbahaya, namun sungguh disayangkan daya jangkaunya sampai saat ini masih sangat terbatas. Sampai saat ini Starone baru mempunyai kekuasaan terbatas di Jabodetabek, Padang, Surabaya dan Pontianak. Hal inilah yang seringkali menjadi pertanyaan mengenai status Starone apakah sebagai ”Sang Jagoan” atau tak lebih dari sekedar ”anak haram” dari Indosat.

Untuk Arena Sesama Jaringan yang memegang rekor paling optimal untuk lokal dan interlokal jatuh pada Esia, karena selain tarifnya yang murah meriah, jangkauannya pun sudah mulai merambah ke daerah-daerah pelosok. Lain padang lain ilalang, dengan strategi pemasaran yang cukup unik (baca: rada-rada nipu), Fren pun menawarkan harga Rp.5 untuk pemakaian menit ke 3 dst, dengan catatan menit ke-1 dan ke-2 masing-masing dipatok Rp. 300. Dengan kata lain pelanggan dipaksa untuk membayar Rp. 600 untuk 2 menit pertama sebelum bisa menikmati tarif murah tersebut.

  1. Arena Perang Tarif ke Telepon Rumah (PSTN)

NO

OPERATOR

PSTN

LOKAL

<200km

200 - 500KM

>500KM

1

BAKRIE ESIA

500

1000/909

2273/1364

2273/1364

2

BAKRIE WIFONE

165

1290/645

1815/915

2270/1135

3

MOBILE 8 FREN

1500

1500

1500

1500

4

TELKOM FLEXI

250

1400

2400

2400

5

INDOSAT STARONE

260

1500/100

2100/1300

2500/1600

Sungguh tidak disangka-sangka untuk arena PSTN secara mutlak Wifone memegang tarif yang paling murah yaitu Rp. 165, bahkan jauh lebih murah dari Flexi yang merupakan produk Telkom sang pemilik jaringan PSTN. Flexi sendiri mematok harga Rp. 250 untuk biaya lokal. Begitu pula dalam hal interlokal, Wifone ternyata masih lebih murah dibandingkan dengan Flexi, hanya bedanya wifone menggunakan pentarifan Peak dan off peak sedangkan Flexi bersifat flat (tarif sama sepanjang hari).

  1. Arena Selular

NO

OPERATOR

SELULAR

LOKAL

<200km

200 - 500KM

>500KM

1

BAKRIE ESIA

800

1545/1364

2727/1818

2727/1818

2

BAKRIE WIFONE

800

1696/970

2221/1240

2676/1460

3

MOBILE 8 FREN

1200

1200

1200

1200

4

TELKOM FLEXI

800

1900/1200

3300/2200

3300/2200

5

INDOSAT STARONE

750

1600/1200

2500/1500

3000/1850

Dalam hal tarif telepon ke selular sekali lagi Starone menunjukan tajinya dengan hanya mematok harga Rp. 750 untuk menelpon ke selular lokal. Namun sayang sungguh sayang, jangkauan jaringannya yang masih terbatas mungkin akan membuat para calon konsumennya untuk berfikir dua kali sebelum menjatuhkan pilihannya kepada sang ”Jagoan” ini.

Disisi lain duo Esia dan Wifone menawarkan harga yang paling optimal untuk menelpon ke HP selular baik lokal maupun interlokal. Sedangkan Flexi, walau memasang harga sama dengan Esia untuk Lokal, namun lebih mahal untuk penggunaan interlokal. Pilihan alternatif jatuh pada mobile-8 yang memasang harga flat Rp.20/detik atau Rp.1200/menit ke semua operator selular kapan pun dan dimanapun.

  1. Arena SMS

NO

OPERATOR

SMS

SESAMA OP

OP LAIN

INTERNASIONAL

1

BAKRIE ESIA

50

250

X

2

BAKRIE WIFONE

50

250

X

3

MOBILE 8 FREN

350

350

500

4

TELKOM FLEXI

100

350

X

5

INDOSAT STARONE

100

350

X

Dalam arena SMS sepertinya duo Esia dan Wifone kembali merajai. Hal ini terbukti dari tarif sesama jaringannya yang paling murah, yaitu hanya Rp. 50/SMS, dan Rp. 250 untuk SMS ke operator lainnya. Tapi dari segi aksesibilitas, walaupun Fren mematok tarif SMS yang paling mahal untuk ukuran situasi sekarang baik untuk sesama jaringan maupun lintas operator, namun fitur SMS internasionalnya yang hanya Rp. 500 patut diperhitungkan bagi pemakai yang seringkali ber-SMS ria dengan teman lintas negaranya.

  1. Arena SLI

NO

OPERATOR

SLI

KETERANGAN

REGULAR

VOIP

1

BAKRIE ESIA

X

1500

VOIP 01010

2

BAKRIE WIFONE

X

1500

VOIP 01010

3

MOBILE 8 FREN

8000/12000

2000/4000

VOIP 01068

4

TELKOM FLEXI

TARIF 007

TARIF 01017

VOIP 01017

5

INDOSAT STARONE

TARIF 001/008

1000/2750

VOIP 01016

Dalam arena SLI, 3 dari 4 laskar CDMA telah mempunyai 2 pilihan akses SLI yaitu akses Reguler dan akses VoIP. Sedangkan Esia dan Wifone hanya memiliki 1 macam akses SLI yaitu melalui akses 01010. Untuk urusan tarif, memang VoIP sanggup memangkas biaya yang harus dikeluarkan sampai 90% lebih murah dari tarif reguler! Dalam hal ini Esia memiliki tarif flat ke seluruh negara dengan hanya mematok tarif Rp. 1.500/menit. Sedangkan Indosat memasang sistem zoning, dengan memberlakukan dua tarif sesuai dengan negara yang dituju, yaitu Rp. 1.000/menit dan Rp. 2.750/menit.

  1. Arena Internet

NO

OPERATOR

INTERNET

1

BAKRIE ESIA

5/KB

2

BAKRIE WIFONE

125

3

MOBILE 8 FREN

5/KB

4

TELKOM FLEXI

5/KB

5

INDOSAT STARONE

3/KB atau 110/menit

Mobile Internet telah menjadi ceruk pasar yang makin berkembang. Dalam hal ini Indosat starone telah memiliki senjata yang cukup mematikan baik ditinjau dari sudut time based maupun volume based. Tarif time based Starone hanya seharga Rp.110/menit, dan volume based hanya seharga Rp. 3/KB sehingga layak mendapatkan predikat internet termurah di kelas CDMA prabayar. Lain halnya dengan para kompetitornya, dalam hal volume based mereka hanya sanggup menawarkan tarif Rp. 5/KB. Sementara Wifone menawarkan tarif time based seharga Rp. 125/menit.

Dari paparan mengenai perang tarif di 6 arena perang diantara pasukan CDMA, mungkin kita sudah dapat menyimpulkan sendiri produk CDMA manakah yang pantas untuk kita pergunakan sesuai dengan keperluan kita masing-masing, sehingga biaya yang telah kita keluarkan untuk membeli pulsa akan sesuai dengan manfaat yang kita dapatkan.

Referensi: mystarone.com, esia.co.id, wifone.co.id, mobile-8.com, telkomflexi.com

No comments: